Kamis, 03 Februari 2011

Komodo Menangis, Indonesia Meringis

Beredarnya kabar bahwa akan ditangguhkan serta tidak diikutsertakannya Komodo dalam kampanye 7 Keajaiban Dunia karena komitmen dari salah satu instansi pemerintah RI dan kontrak kerjasama dengan pihak swasta dan konsorsiumnya tidak ditepati. Ini menambah daftar kekecewaan kita pada pemerintah, utamanya pada sektor pariwisata.
Perjuangan menyisihkan 412 situs-situs keajaiban dunia lainnya dan telah melalui seleksi ketat selama 2 (dua) tahun sejak 2009 lalu. Hingga pada akhirnya berhasil masuk ke dalam daftar 28 finalis, walau mengorbankan Candi Borobudur. Namun, kini semua itu kembali harus dimulia dari nol, apabila berita itu benar-benar terjadi. Ketidak cermatan kita berkomunikasi dengan masyarakat internasional untuk memperjuangkan potensi negara kita menjadi koreksi bersama. Sebagai rakyat Indonesi kita masih belum menunjukkan kerja keras yang pantas dianugerahkan penghargaan tertingi. Ketika berhasil maka di elu-elukan hingga semua mengakui diri atas jasa baiknya. Tapi ketika gagal, berbondong-bondong mencemooh perlahan melupakannya.
1296668888469932461
Vote Komodo (http://rioardi.files.wordpress.com)
Yayasan New 7 Wonders yang bermarkas di Zurich, Swiss ini merekomendasikan Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Deklarasi dan Penganugerahan 7 Keajaiban Alam Yang Baru pada tanggal 11 Nopember 2011. Biodiversity Indonesia menjadi salah satu alasan utama mengapa Indonesia dipilih dan ditetapkan demikian. Beragam bentuk kordinasi antara pemerintah dan pihak New 7 Wonders juga telah dilakukan. Jero Wacik atas nama Kemenbudpar mengundang pihak New 7 Wonders datang ke Jakarta menupayakan agar Komodo menang dan Indonesia menjadi tuan rumah Penganugerahan dimaksud. Berkali-kali New 7 Wonders datang ke Jakarta untuk meninjau dan memastikan bahwa Jakarta, Indonesia pantas menjadi tuan rumah. Pemerintah sangat antusias. Bahkan rancangan Keputusan Presiden tentang Panitia Nasional Vote Komodo dan rencana menjadi tuan rumah sudah diajukan sejak pertengahan Januari 2010.
Pada akhirnya kesepakatan PPP (Partnership between Public & Private Sectors) antara konsorsium pengusaha dan Yayasan New 7 Wonders ditandatangani. Hal ini diyakinkan karena pemerintah berkali-kali telah menyatakan akan mendukung sepenuhnya. Namun setelah Jakarta Indonesia secara resmi ditunjuk sebagai tuan rumah pada bulan Oktober tahun lalu, hingga saat ini pemerintah dan pihak konsorsium wanprestasi dan tidak menjalankan kesepakatan yang telah ditanda-tangani dan entah mengapa pemerintah menjadi plin-plan dan ingkar janji.
Perlu diketahui bahwa pada hari itu akan ada 1 milyar suara yang masuk mendukung 28 finalis bertanding untuk merebut 7 (tujuh) panggung juara. Kemeriahan event ini rencananya akan dikemas sekelas Pembukaan Piala Dunia atau Olimpiade. Sudah barang tentu Jakarta akan disorot dunia dan dampaknya akan sangat luar biasa bagi perkembangan pariwisata Indonesia.
Mengapa pemerintah tidak mau mengorbankan beberapa Miliyar saja untuk acara ini, toh Indonesia sebagai tuan rumah diuntungkan dari segi promosi, pemasaran, brand dan pencitraan negara. Indonesia akan jauh lebih terpandang reputasinya setelah harus bersusah payah “mencuci muka” dari pandangan dunia sebagai negara korup. Setidaknya walaupun nantinya Komodo yang saat ini menduduki peringkat ke-10 terlepas dari juara, Indonesia telah menunjukkan eksistensinya dalam ajang New 7 Wonders. Pemerintah agaknya lebih memfokuskan  pada penyelenggaraan acara yang pasti nominal keuntungannya, tidak atas pengabdian pada bangsa dan negara.
Bila ini tidak segera diselesaikan? maka bukan tidak mungkin negara lain sangat berpeluang menjadi pengganti Indonesia.  Negara ini adalah negara besar dan akan tumbuh dengan sangat pesat. Indonesia adalah masa depan pertumbuhan bisnis serta destinasi pariwisata yang mengagumkan di mata dunia. Mengapa kita sebagai warga negaranya tidakmerasa dibanggakan dengan adanya hal ini. Mari kita tunjukkan, bahwa kita bangga bila Komodo bukan apa-apa, lebih bangga lagi jika Komodo sudah menjadi Idola dunia.

——————0O0——————

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger